Monday, April 18, 2016

PERUT SIXPACK ITU SUNNAH RASULULLAH SAW
        

Perut Sixpack Itu Sunnah Rasulullah SAW – Memiliki perut yang rata dan berotot mungkin jadi impian banyak orang di zaman sekarang ini. Pola hidup & pola makan yang kurang baik ditambah makanan yang sudah banyak mengandung zat kimia berbahaya membuat cukup banyak pria yang memiliki perut buncit di era millenium.

Namun, tahukah Anda bahwa perut sixpack itu sunnah Rasulullah SAW? Mungkin Kita sering melihat orang yang berjenggot karena alasan mengikuti sunnah Nabi, atau matanya memakai celak dengan niat yang sama. Tapi mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa hingga akhir hayatnya Rasulullah SAW mempunyai bentuk badan yang atletis, perut yang sixpack, badan yang berotot serta bertenaga. Hal tersebut berdasarkan hadits dari yang diriwayatkan oleh Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, “Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama.” (HR. Ath-Thabarani dan Az-Zabidi)
Dan hadits dari Ummu Hani, ia menuturkan, “Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah kecuali saya ingat lipatan kertas-kertas yang digulung antara satu dengan yang lain.” (HR. Ath-Thabarani) dalam riwayat lain: “perutnya bagai batu-batu yang bersusun”

Dalam sebuah kisah, Ummar bin Khattab radhiallahu’anhu juga pernah menegur seseorang sahabat karena perutnya yang buncit.


Kekuatan Fisik Rasulullah

Nah, kekuatan fisik Rasulullah juga diceritakan pada kisah berikut dari Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, tahqiq al-Halabi, 1: 390-391. Ibnu Ishaq mengatakan, “Abu Ishaq bin Yasar berkata kepadaku: Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthallib bin Abdu Manaf adalah orang Quraisy yang paling kuat. Suatu hari ia bersama Rasulullah di suatu kampung Mekah (sebelum hijrah).

Rasulullah berkata kepadanya: Wahai Rukanah, tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dan menerima dakwahku? Rukanah menjawab: Seandainya aku mengetahui apa yang engkau serukan itu adalah kebenaran, pasti aku akan mengikutimu. Rasulullah menimpali: Bagaimana kiranya kukalahkan engkau dalam gulat. Apakah engkau akan meyakini kebenaran perkataanku?

Rukanah menjawab: Iya.

Rasulullah berseru: Ayo berdiri. Akan kukalahkan engkau.”

Abu Ishaq melanjutkan kisahnya, “Rukanah pun menyambut tantangan itu. Keduanya pun duel gulat. Rasulullah menyergapnya dan berhasil menjatuhkannya. Rukanah pun tak berdaya. Penasaran dengan kekalahannya, Rukanah berkata: ‘Kita ulangi wahai Muhammad’. Keduanya pun kembali bergulat. Rukanah kembali berkata: ‘Wahai Muhammad, luar biasa, kau berhasil mengalahkanku!’

Rasulullah bersabda: ‘Yang lebih luar biasa dari ini pun akan kutunjukkan jika engkau mau. Jika engkau bertakwa kepada Allah dan menaatiku’.

‘Apa itu?’ Tanya Rukanah.

Nabi menjawab: ‘Akan kupanggil pohon yang engkau lihat itu. Dan dia akan datang kepadaku’. ‘Panggillah’, tantang Rukanah.
Pohon itu pun datang hingga ke hadapan Rasulullah . Kemudian Rasulullah berkata kepada pohon itu: ‘Kembalilah ke tempatmu’. Pohon itu pun kembali ke tempatnya semula.

Rukanah pun pergi menuju kaumnya. Ia berkata, ‘Wahai anak-anak Abdu Manaf, mereka telah menyihir masyarakat. Demi Allah, aku tidak pernah melihat penyihir yang lebih sakti darinya’. Kemudian Rukanah mengabarkan apa yang ia lihat. (karena keheranan pada kehebatan fisik rasulullah)”.

Dalam riwayat al-Baladzuri disebutkan bahwa Rukanah-lah yang menantang Rasulullah bergulat. Ia dikabarkan tentang Nabi . Lalu Rukanah menemui beliau di salah satu bukit di Mekah. Rukanah mengatakan, “Wahai anak saudaraku –karena sama-sama bani Abdu Manaf-, telah sampai kabar tentangmu kepadaku. Aku tidak mengenal engkau sebagai pembohong. Jika engkau mengalahkanku (dalam gulat), maka aku yakin engkau orang yang benar”. Nabi pun bergulat dengannya sebanyak tiga kali.

Tidak hanya pada Rukanah, Rasulullah pun sempat bergulat dengan anaknya Yazid bin Rukanah. bnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengisahkan, “Yazid bin Rukanah datang menemui Nabi dengan membawa 300 ekor domba. Ia berkata, ‘Wahai Muhammad, apakah engkau mau duel gulat denganku?’

Nabi menjawab, ‘Apa hadiahnya jika aku mengalahkanmu?’

‘100 domba ini’, jawabnya. Keduanya pun bergulat. Dan Nabi yang menang.

Yazid kembali menantang Rasulullah. Ia berkata, ‘Maukah engkau adu gulat (sekali) lagi?’

Nabi menjawab, ‘Apa imbalannya?’

Yazid menjawab, ‘100 domba lainnya’. Keduanya pun bergulat. Lagi-lagi Nabi mengalahkannya. Disebutkan bahwasanya keduanya bergulat sampai tiga kali.

Yazid berkata, ‘Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang mampu membuat perutku menempel dengan tanah kecuali dirimu. Dan tidak ada yang paling aku benci pula selain dirimu. Namun sekarang aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah. Dan engkau adalah utusan Allah’. Kemudian Rasulullah mengembalikan semua dombanya.” (Ibnu Abdil Bar dalam al-Isti’ab 2770, Ibnul Atsir dalam Asadul Ghabah 5544, Ibnu Hajar dalam al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah 9279, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Irawa’ al-Ghalil 1503).

Begitulah kisah kehebatan fisik Rasulullah yang bertenaga itu. Rasulullah juga bersabda: “Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada orang mukmin yang lemah.”(HR. Muslim)

Oleh karenanya mari kita lawan buncit dan obesitas. Karena Allah benci terhadap orang yang gendut sebagaimana hadits dari Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638).

Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku di utus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datang kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim 6636 dan Ahmad 7322)

Keterangan al-Qurthubi (w. 671 H) Ketika menyebutkan hadis di atas, beliau mengatakan, Hadits ini adalah celaan bagi orang gemuk. Karena gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamda bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram.

Nah, untuk Anda yang saat ini sedang berusaha menghilangkan timbunan lemak di perut, semoga tulisan ini menjadi inspirasi. Selain untuk memperbaiki penampilan & mencegah banyak penyakit berat karena perut buncit, sebaiknya diniatkan juga untuk mengikuti sunnah Nabi SAW, agar selain sehat, Anda juga mendapatkan pahala karena perut sixpack itu sunnah Rasulullah SAW.

Sumber: http://www.cangcut.net/2016/02/perut-sixpack-itu-sunnah-rasulullah-saw.html